Manusia dan Pandangan Hidup
/
0 Comments
BAB
VIII
MANUSIA
DAN PANDANGAN HIDUP
A. PENGERTIAN
PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia
mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati, Karena itu ia
menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti
pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang
dijadikan pegangan, pedoman, arahan,, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu
bukanlah timbul sekita atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui
proses waktu lama dan terus-menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji
kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui
kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai
pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
B.
PANDANGAN HIDUP MUSLIM
Dampak berpandangan hidup islam yang antara lain yaitu
mengabdi kepada orang tua. Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oleh
pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai
dengan ketaatan
dalam mengikutisegala perintahNya. Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita
sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua . Karena itu dahulu dari bayi sampai
dapat berdiri sendiri toh diasuhnya dan juga kita didik kepada hal yang baik.
C.
SUMBER-SUMBER PANDANGAN HIDUP
Pandangan hidup banyak sekali macamnya
dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan
asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.
Pandangan hidup yang berasal dari agama
yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
2.
Pandangan hidup yang berupa idiologi
yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
3.
Pandangan hidup hasil renungan yaitu
pandangan hidup yang relatif kebenarannya
D.
PENGERTIAN TENTANG CITA-CITA
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia,
yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam
pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau
diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan
semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, cita-cita merupakan
keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin
terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyratan dan
kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita tidak
mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia
belum sekolah, tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan
berusaha mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf angan-angan.
E.
PENGERTIAN TENTANG KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan
yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan moral, perbuatan yang
sesuai dengan norma-norma agama, dan etika. Manusia berbuat baik, karena
menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara
hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang
utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur terpisah bila manusia
meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia
mencintai diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
Manusia merupakan makhluk sosial :
manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong,
saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai,
saling membenci, saling merugikan dan sebagainya.
F.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TINGKAH LAKU
SESEORANG
Faktor-faktor
yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal :
1.
Faktor pembawaan (heriditas) yang telah
ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal
yang diturunkan oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara sekandung
tidak memiliki pembawaan yang sama. Hal ini disebabkan karena sel-sel benih
yang mengandung faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat banyak, pada
saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga
menghasilkan anak yang bermacam-macam juga (prinsip variasi dalam keturunan).
Namun mereka yang bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata, yaitu
sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara sekandung (prinsip
regresi filial). Pada masa konsepsi atau pembuahan itulah terjadi pembentukan
temperamen seseorang.
2.
Faktor
lingkungan (environment), lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam
kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir (masa pembentukan seseorang
waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama). Lingkungan membentuk jiwa
seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam
lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak yang lebih tua merupakan panutan
seseorang, sehingga bila yang dianut sebagai teladan berbuat yang baik-baik,
maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan baik juga. Dalam
lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu
teman-temansekolah kita ikut serta memberikan andilnya.
3.
Faktor pengalaman yang khas yang pernah
diperoleh, Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis
yang sifatnya positif,memberikan pada manusia bekal yang selalu dipergunakan
sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan. Mungkin sekali bahwa
berdasarkan hati nurani seseorang mau menolong orang kesusahan, tetapi karena
pernah memperoleh pengalaman pahit waktu mau menolong orang dalam kesusahan,
tetapi karena niat baiknya itu tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu.
Belajar hidup dari pengalaman inilah yang merupakan pembentukan budaya dalam
diri seseorang.
G.
PENGERTIAN USAHA ATAU PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras
untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan
hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha / perjuangan untuk hidup, dan ini
sudah kodrat manusia. Tanpa usaha / perjuangan, manusia tidak dapat hidup
sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja keras.
Kerja keras itu dapat dilakuan dengan
otak / ilmu maupun dengan tenaga/ jasmani, atau kedua-duanya. Para ilmuwan
lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya dari pada dengan jasmaninya.
Sebaliknya para buruh, petani lebih banyak menggunakan jasmani dari pada
otaknya. Para tukang dan para ahli lebih banyak menggunakan kedua-duanya otak
dan jasmani dari pada salah satunya. Para politikus lebih banyak kerja otak
dari pada jasmani, sebaliknya prajurit lebih banyak kerja jasmani dari pada
otak.
H.
TIGA ALIRAN FILSAFAT
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal
dari kata akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution,
ada tiga aliran filsafat yaitu ;
·
Aliran naturalisme
·
Aliran intelektualisme
·
Aliran gabungan
I.
LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini.
Karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan
pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik,
adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
1. Mengenal
Mengenal merupakan
suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas
hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita
yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka
kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan
bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
2. Mengerti
Tahap kedua untuk pandangan hidup yang baik adalah mengerti.
Mengerti disini dmaksudkan mengerti terhadap pandangan itu sendiri. Bila dalam
bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam pandangan hidup pada
Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur
kehidupan bernegara.
Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang peranan
penting. Karena dengan mengerti ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat
dalam pandangan hidup ini
3.
Menghayati
Langkah
selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup
itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan
benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati
disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya
yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup
itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini,
menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada
orang yang dianggap lebih tau dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan
hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati
pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup
itu sendiri.
4.
Meyakini
Setelah
mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau
dari segi kemasyarakatan maupun negara dari kehidupan di akherat, maka
hendaknya kita menyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini
ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga
dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan
meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan
hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan untuk
selalu berpedoman kepadaNya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya
selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam menyakini ini
penting juga adanya iman yang teguh. Sebab iman yang teguh ini tak akan
terpengaruh oleh pengaruh dari dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.
5.
Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang
penting dalam menghayati dan menyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima oleh dirinya, lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita
akan merasakan manfaatnya.
Sedangkan
perwujudan manfaat. Mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan
manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah
meninggal yaitu dialam akherat.
Dampak
berpandangan hidup islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada orang tua.
Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oleh pandangan hidup Islam maka
akan cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan dalam mengikutisegala
perintahNya. Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya
mengabdi kepada orang tua . Karena itu dahulu dari bayi sampai dapat berdiri
sendiri toh diasuhnya dan juga kita didik kepada hal yang baik.
6.
Mengamankan
Mungkin
sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdi diri pada suatu
pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau menyalahkannya
tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal
ini karena kemungkinan merasakan bahwa dalam berpandangan hidup itu telah
mengikuti langkah-langkah sebelumnya yang ditempuhnya itu telah dibuktikan
kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya maka dia
pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau
lainnya.
Proses mengamankan ini merupakan
langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami
langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir
ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan
kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.