ISD BAB IX
/
0 Comments
BAB IX
PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI dan KEMISKINAN
Pengertian ilmu yang terdapat
dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu (Admojo, 1998). Mulyadhi Kartanegara mengatakan
ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda,
terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada
bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada
bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.
Adapun beberapa definisi ilmu
menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar tahun 2005 diantaranya
adalah :
• Mohamad Hatta, mendefinisikan
ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu
golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari
luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
• Ralph Ross dan Ernest Van Den
Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan
ke empatnya serentak.
• Karl Pearson, mengatakan ilmu
adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta
pengalaman dengan istilah yang sederhana.
• Ashley Montagu, menyimpulkan
bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari
pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal
yang sedang dikaji.
• Harsojo menerangkan bahwa ilmu
merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau
metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh
faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca
indera manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu cara menganalisis
yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk
: “ jika …. maka “.
• Afanasyef, menyatakan ilmu
adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan
konsep-konsep, katagori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya
diuji dengan pengalaman praktis.
Berdasarkan definisi di atas
terlihat jelas ada hal prinsip yang berbeda antara ilmu dengan pengetahuan.
Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai
matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang
berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan
berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan
pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat
cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan
ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian
pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka
(Supriyanto, 2003).
Pembuktian kebenaran pengetahuan
berdasarkan penalaran akal atau rasional atau menggunakan logika deduktif.
Premis dan proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan
logika deduktif ini sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan
fakta.
Secara
lebih jelas ilmu seperti sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah diraut dan
dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi.
Sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa,
di pasar, dan tempat lainnya yang belum tersusun dengan baik.
“ Ilmu pengetahuan” lazim
digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “
pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan
ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari
pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek)
tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan
akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana
karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan
Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan
dapat merangsang budi. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan
sebagai pengalaman indera dan batin.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya
memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ;
ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara
bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu
pengetahuan. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh
pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek
penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari
suatu pengetahuan. Komponen aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan
atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Pembentukan ilmu akan berhadapan
dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material
sebagai bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal,
yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat
perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi
rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu
kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk
sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir
analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian
kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal
yang merupakan pengingkaran.
4 HAL SIKAP ILMIAH
Sikap ilmiah yang dimaksud adalah
sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti. Untuk dapat melalui
proses penelitian yang baikdan hasil yang baik pula, peneliti harus
memiliki sifat-sifat berikut ini.
1) Mampu Membedakan Fakta dan
Opini
Fakta adalah suatu kenyataan yang
disertai bukti-bukti ilmiah dandapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,
sedangkan opini adalahpendapat pribadi dari seseorang yang tidak dapat
dibuktikankebenarannya sehingga di dalam melakukan studi kepustakaan,
seorangpeneliti hendaknya mampu membedakan antara fakta dan
opini agarhasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkankebenarannya.
2)Berani dan Santun dalam
Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi
Peneliti yang baik selalu mengedepankan
sifat rendah hati ketikaberada dalam satu ruang dengan orang lain. Begitu
juga pada saatbertanya, berargumentasi, atau mempertahankan
hasil penelitiannya akansenantiasa menjunjung tinggi sopan santun dan
menghindari perdebatansecara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap
berani mempertahankankebenaran yang diyakininya karena yakin bahwa
pendapatnya sudahdilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.
3) Mengembangkan Keingintahuan
Peneliti yang baik senantiasa
haus menuntut ilmu, ia selalu berusahamemperluas pengetahuan dan
wawasannya, tidak ingin ketinggalaninformasi di segala bidang, dan selalu
berusaha mengikuti perkembanganilmu pengetahuan yang semakin hari semakin
canggih dan modern.
4) Kepedulian terhadap Lingkungan
Dalam melakukan penelitian,
peneliti yang baik senantiasa peduliterhadap lingkungannya dan selalu
berusaha agar penelitian yangdilakukannya membawa dampak yang positif bagi
lingkungan dan bukan sebaliknya.
TEKNOLOGI
Teknologi adalah pemanfaatan ilmu
untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai
dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada. Teknologi bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan
yang mungkin dihadapi.
Selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia,
terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, teknologi juga memiliki
berbagai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah
akibat perkembangan teknologi adalah kesempatan kerja yang semakin kurang
sementara angkatan kerja makin bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar
sebagai sumber energi yang berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi
yang akan datang.
Dalam konsep yang pragmatis
dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan
(body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang
mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara
bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan
dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup
penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi
sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of
development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai
tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).
Teknologi memperlihatkan
fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi
mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul
dalam tulisannya berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan
teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik
digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh
hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai
efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas
manusia. Jadi teknologi penurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara
untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.
Dari perspektif sejarah, seperti
digambarkan oleh Toynbee (2004, 35) teknologi merupakan salah satu ciri khusus
kemuliaan manusia bahwa dirinya tidak hidup dengan makanan semata. Teknologi
merupakan cahaya yang menerangi sebagian sisi non material kehidupan manusia.
Teknologi, lanjut Toynbee (2004, 34) merupakan syarat yang memungkinkan
konstituen-konstituen non material kehidupan manusia, yaitu perasaan dan pikiran
, institusi, ide dan idealnya. Teknologi adalah sebuah manifestasi langsung
dari bukti kecerdasan manusia.
FENOMENA TEKNIK
Fenomena teknik pada masyarakat
masa kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1.
Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan
yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas,
artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3.
Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan
secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan
non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik
berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya
semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6.
Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi,
bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya
teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang degnan
pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik
digambarkan sebagaia berikut :
1. Teknik meluputi
bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri.
Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi
ekonomi
2.
Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan,
manajemen, hukum dan militer
3. Teknik meliputi bidang manusiawi.
Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus
beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang
bebas dari pengaruh teknik.
KEMISKINAN
Kemiskinan lazimnya dilukiskan
sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum
pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi
oleh tiga hal :
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok
yang diperlukan
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekita
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis
kemiskinan dapat tinggi atau rendah.
Terhadap posisi manusia dalam
lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan
bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan
objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi
pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai
dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan
lingkungan yang dialaminya.
Berdasarkan ukuran ini maka
mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut
:
1. Tidak
memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2.
Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan
sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3.
Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4.
Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang
hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
FUNGSI KEMISKINAN
Jika kita menganut teori
fungsionalis dan statistika (Davis), maka kemiskinan memiliki sejumlah fungsi :
1. Fungsi ekonomi :
penyediaan dana untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka
lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas.
2. Fungsi sosial : menimbulakan
altruisme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi
si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya badan
amal.
3. Fungsi kultural : sumber inspirasi
kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan dan memperkaya budaya
saling mengayomi antara sesama manusia.
4. Fungsi politik :
sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk saling bersaing
bagi kelompok lain.
PENDAPAT
Pendapat saya ialah teknologi
merupakan hal yang sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat terutama di
era yang sekarang ini, sebagai contoh kita mengunakan telepon unutk
berkomunikasi jarak jauh, dan di era sekarang ini hanpone bukan merupakan hal
yang mewah lagi hal ini terbukti karena hampir setiap kalangan masyarakat telah
memiliki telepon/handphone. mengenai kemiskinan, kemiskikan menurut saya
merupakan setiap masalah yang ada di setiap negara yang sulit untuk di atasi.
seperti hal nya di Indonesia angka kemiskinan masih belum mengalami penurunan
yang sangat signifikan dari tahun ketahun.
REFERENSI
http://el7fazrul7.wordpress.com/2013/11/26/ilmu-pengetahuan-teknologi-kemiskinan/