Strategi Komunikasi dalam Perubahan Kebijakan pada Perusahaan

/
0 Comments





STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PERUBAHAN KEBIJAKAN PADA PERUSAHAAN
(COMMUNICATION STRATEGY IN CHANGES OF POLICY)

MEGA AYU LARASATI
SATYODJIWO SUGIARTO

Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Komunikasi
Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100 Depok, Jawa Barat


Abstrak
Komunikasi dapat menunjang proses keberhasilan dalam mencapai tujuan bersama. Komunikasi juga merupakan suatu cara dalam menyampaikan kegiatan evaluasi termasuk adanya perubahan stategi di dalam perusahaan . pentingnya komunikasi akan dibahas melalui  contoh kasus dari suatu Perusahaan mempunyai 200 karyawan yang sedang mengalami masalah keuangan, agar dapat menyelamatkan keuangan perusahaan maka perusahaan akan membuat kebijakan baru tentang pengalihan penggunaan system asuransi kesehatan dari manage care ke indemnity. Dengan adanya perubahan sistem asuransi kesehatan maka perusahaan perlu mengkomunikasikan hal tersebut dengan baik agar dapat diterima oleh seluruh karyawan . Penelitian ini juga akan membahas bagaimana  Perusahaan merencanakan strategi komunikasi.

Kata Kunci : strategi komunikasi, asuransi kesahatan, perubahan kebijakan.

Abstrack
Communication can support the process of success in achieving a common goal. Communication is also a way of conveying the evaluation, including any changes in company strategy. The importance of communication will be discussed by way of eample the case of a company has 200 employees who are experiencing financial problems, in order to save the finance company then the company will create a new policy on the transfer of the use of the health insurnce system of managed care to indemity. with the changes in the health insurance system, the company needs to communicate it well in order to be accepted by all employees. This study will also discuss how the company is planning a communication strategy.

Keywords: communication strategies, health insurance, policy changes.



Pendahuluan
Seperti kita ketahui bahwa keadaan keuangan setiap perusahaan itu sangat dinamis dan tidak bisa dipastikan setiap tahunnya. oleh karena itu banyak kebijakan yang akan di refisi ulang agar kondisi keuangan dari perusahaan atau organisasi tetap stabil dan perusahaan dapat bertahan. kali ini penulis akan membahas kebijakan dari segi Asuransi kesehatan karyawan  dimana perusahaan yang telah mengalami masalah keuangan dapat kembali menstabilkan kondisi keuangan perusahaan dengan mengubah kebijakan asuransi kesehatan yang semula Manage Care ke Indemity.


Metode Penelitian
Pada kajian ini penulis menggunakan metode analisis dari SAP (Satuan Acara Perkulian) Universitas Gunadarma tahun 2015 kemudian berdasarkan hasil analisis dari materi yang ada pada SAP (Satuan Acara Perkulian) penulis akan mengimplementasikannya pada contoh kasus "Strategi Komunikasi Perubahan Kebijakan Asuransi Pada Perusahaan" yang sedang mengalami masalah ekonomi. Dalam hal ini penulis akan membatasi masalah pengajian analisis diantaranya teori organisasi, kerja sama tim dan pengambilan keputusan dalam organisasi.


Pembahasan
Dalam pembahasan ini penulis membagi menjadi tiga subbab pembahasan diantara adalah Teori Komunikasi, Kerja Sama Tim dan Pengambilan keputusan dalam organisasi.

Teori Komunikasi
Dalam kehidupan kita tidak akan pernah terlepas dari peran  komunikasi baik itu secara verbal maupun non verbal. Komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley (Muhammad, 2009:2) adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. atau pengertian komunikasi secara umum ialah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang dimana individu mengirim stimulus kepada orang lain. Dengan adanya komunikasi kita dapat menyampaikan apa yang kita pikirkan dan rasakan kepada orang lain begitu juga sebaliknya. komunikasi sangantlah berperan penting dalam kehidupan dan proses sosialisasi diantaranya adalah :

a. Informasi
Komunikasi berfungsi untuk mengumpulkan dan menyimpan data, fakta dan pesan serta opini sehingga orang dapat mengetahui keadaan yang terjadi.
b. Sosialisasi
Alat sosialisasi yang memudahkan untuk berinteraksi antara dua orang atau lebih.
c. Motivasi
Sosialisasi juga berfungsi sebagai motivasi yang mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. dengan komunikasi yang baik maka akan dapat memotivasi orang lain.
d. Integrasi
Komunikasi mampu menjembatani perbedaan yang dimiliki oleh individu yang satu dengan individu yang lainnya.
e. Inovasi
Komunikasi juga mendorong lahirnya inovasi, dimana dalam hal ini, inovasi hadir karena adanya kebutuhan dan tuntutan dari manusia untuk menciptkan sistem komunikasi yang efektif tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Jenis-jenis komunikasi

a. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi Intrapersonal adalah komunikasi yang berlangsung dengan dirinya sendiri. dalam kehidupan sehari-hari hal ini pernah kita rasakan contoh nya pada saat kita sedang memilih menu makan dari sebuah restoran nah di sini akan terjadi suatu komunikasi antara kita dengan diri kita sendiri.

b. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi intrapersonal pada dasarnya merupakan proses komunikasi yang dilakukan dua orang atau lebih secara langsung maupun tidak langsung. komunikasi Interpesonal dibagi menjadi :
Komunikasi Individu dengan individu. komunikasi seperti ini sering disebut dengan diadik contoh komunikasi ini adalah komunikasi langsung antara ayah dengan anaknya.
Individu dengan Kelompok. komunikasi yang dilakukan oleh seseorang dengan sejumlah orang lain. contoh komunikasi ini sering kita jumpai dalam sebuat meeting atau rapat.
Kelompok dengan Kelompok. Komunikasi yang dilakukan oleh suatu kelompok dengan kelompok lain. sebagai contoh komunikasi dalam diskusi panel, dialog(kelompok).

c. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok pada dasarnya merupakan proses komunikasi yang dilakukan oleh sejumlah orang dengan norma dan peran yang di tentukan oleh kelompok itu(Burhan Bungin, 2006:264-268 ). sejumlah orang yang dimaksud adalah dua orang atau lebih.

Keefektifitasan Komunikasi

Komunikasi yang efektif pada dasarnya merupakan proses komunikasi yang menghasilkan respons sesuai dengan isi pesan yang di sampaikan komunikator.

Beberapa kriteria dari komunikasi efektif ialah :

1. Memiliki pengalaman dan kerangka acuan yang sama

Dalam proses komunikasi yang lebih kompleks dan mencakup masyarakat yang lebih luas, komunikasi akan lebih efektif jika komunikator dan komunikan memiliki berbagai kesamaan acuan dan pengalaman. Seperti dikatakan oleh Wilbur Schramm (Onong U.Effendy, 2005:13) bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator itu cocok dengan kerangka acuan komunikan.

2. Dimensi Waktu
Penggunaan waktu dalam berkomunikasi sangat lah penting menurut Deddy Mulyana (2004:251) bahwa waktu itu sangat nya penting karena kita hidup dalam waktu dan komunikasi juga berlangsung dalam waktu. Maksunya ialah bahwa komunikasi yang disampaikan oleh seorang komunikator apabila berbelit belit dan memakan waktu banyak akan membuat audiens bosan.

3. Tanggap terhadap umpan balik
Dalam komunikasi , komunikasi akan berhasil apabila komunikator dapat memerhatikan dengan baik (tanggap) unpan balik yang terjadi. Seperti yang dikatakan Onong U. Effendy (2005:15) “Komunikator yang baik adalah orang yang selalu memerhatikan umpan balik sehingga ia dapat segera mengubah gaya komunikasinya di kala umpan balik dari komunikan itu bersifat negative”.

Kerja Sama TIM atau Team Works

Kelompok menurut Stoner, Freeman dan Gilbert (1995), Kelompok adalah suatu kumpulan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan saling memengaruhi untuk suatu tujuan tertentu yang di pahami bersama. Jadi setiap orang yang berada dalam satu kelompok mempunyai tujuan yang sama dalam pencapaian yang ingin di capainya.

Karakteristik kelompok terbagi menjadi :
Merupakan kumpulan yang beranggotakan lebih dari satu orang 
Adanya interaksi diantara kumpulan orang tersebut
Adanya tujuan bersama yang ingin di capai

Untuk membagun kelompok yang efektif dan kuat maka ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam pembetukan kelompok. 

Tahapan pembentukan kelompok (forming)
Kelompok kerja akan di bentuk oleh manager, kelompok kerja yang di bentuk akan terdiri dari pemimpin kelompok dan anggota. Masing-masing anggota dari kelompok kerja akan di tentukan tugas-tugas yang harus di kerjakan selanjutnya.

Tahapan penguatan (storming)
Pada tahapan ini anggota-anggota yang telah menerima tugasnya masing-masing mulai berinteraksi satu sama lainnya.

Tahapan penyesuaian (norming)
Ketika kelompok kerja telah saling berinteraksi, sehingga barang kali bisa terjadi konflik, maka tahapan ini merupakan tahapan dimana keseluruhan anggota secara alamiah maupun di paksa harus menyesuaikan diri dengan berbagai perbedaan yang terjadi. 

Tahapan perwujudan (performing)
Pada tahapan ini hasil dari pekerjaan kelompok sudah terlihat, dimana setiap anggota akan memperlihatkan hasil dari setiap pekerjaan dan akan di evaluasi sejauh mana tingkat kesesuaiannya terhadap tujuan dari kelompok kerja.

Tahapan pencairan atau pencairan (adjourning)
Pada tahapan ini anggota dapat merasa puas, dan bahkan kecewa tergantung dari hasil yang diperoleh dari tahapan-tahapan sebelumnya

Pengambilan keputusan dalam organisasi

Pengambilan keputusan adalah suatu hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi, apabila keputusan yang kita ambil baik maka pengaruh baik pun akan menghampiri perusahaan dan sebaliknya. Untuk itu seorang pengambil keputusan dalam hal ini manager hendaknya harus memiliki kemampuan dalam memahami masalah yang dihadapi. Semakin kuat pemahan tentang suatu permasalahan maka akan semakin baik pula dampak keputusan tersebut bagi perusahaan.

Proses pengambilan keputusan dan elemen dasarnya menurut Finch dan McGough (1982) dalam Djatmiko (2002) adalah :
Mengindetifikasi ruang lingkup permasalahan 
Mendefenisikan masalah 
Menetapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah 
Mengidentifikasikan konsekuensi-konsekuensi pemecahan masalah
Memilih alternatif terbaik
Menguji konsekuensi keputusan

Ada beberapa faktor yang memperngaruhi pengambilan keputusan. Menurut Gibson dan kawan-kawan (1997) faktor-faktor yang berpengaruh secara individual adalah sebagai berikut :
  1. Nilai/tata nilai, pedoman dasar dan kepercayaan yang di anut pengambil keputusan jika berhadapan pada situasi harus menentukan pilihan. Dalam proses pengambilan keputusan tata nilai yang terlibat tidak hanya meliputi tanggung jawab hukum, ekonomi juga etika.
  2. Kepribadian, Pengambil keputusan sering di pengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, baik sadar maupun tidak. Salah satunya adalah kepribadian yang di wujudkan dalam pilihan yang di ambil. Misalnya dalam pengambilan keputusan yang sifatnya kepercayaan, sikap dan kebutuhan.
  3. Kecenderungan mengambil resiko, pengambil keputusan akan selalu berhadapan dengan resiko. Akan ada yang berani mengambil resiko sebaliknya ada yang berani, ini akan berpengaruh pada kualitas kebutuhan.
  4. Potensi ketidak sesuaian, pada saat keputusan sudah di buat sering kali kebimbangan terhadap keputusan yang telah di buat terjadi dan kita sering kali berfikir untuk membuat merefisi keputusan yang telah di buat sebelumnya.

Penerapan hasil Analisa kedalam contoh kasus.

Contoh kasus :

Sebuah perusahaan dengan jumlah karyawan sebanyak 200 orang sedang mendalami masalah keuangan. Agar perusahan ini tetap dapat berjalan maka perusahaan mengeluarkan kebijakan baru yang berisikan menganti kebijakan asuransi karyawan dari Manage Care ke Indemity.

Keuntungan dan Kekurangan dan asuransi kesehatan Manage Care :

Manage Care adalah salah satu jenis produk asuransi kesehatan yang mengintegrasikan pembiayaan dan penyediaan perawatan kesehatan dalam suatu system yang mengelola biaya, memberikan kemudahaan akses pada seluruh anggotanya sehingga pembiayaan tersebut bisa menjadi lebih efisien dam efektif, tanpa meninggalkan pelayanan medis yang berlaku.

Beberapa bentuk pelayanan dari Manage Care ialah :

1. Pelayanan tingkat primer
Meliputi : Rawat jalan oleh dokter umum/keluarga, dokter gigi, bidan praktek, klinik dan puskesmas.
2. Pelayanan Tingkat Sekunder
Meliputi : Rawat jalan spesialistik di klinik spesialis, dokter praktek spesialis atau rumah sakit
3. Pelayan Tingkat Tersier
Meliputi : Rawat inap spesialistik di rumah sakit.
4. Upaya Promotif
Meliputi : Penyuluhan kesehatan dan perbaikan gizi.
5. Preventif
Meliputi : imunisasi, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana.
6. Kuratif
Meliputi : pengobatan dan penyembuhan penyakit.
7. Rehabilitatif
Meliputi : Pemulihan Cacat dll
8. Gawat Darurat
9. Pelayanan penunjang diagnostic (laboratorium, radiologi, dll)

Kelebihan dari jasa asuransi yang menganut system manage care ialah luasnya pertanggungan yang diberikan dan mudahnya pengurusan serta fleksibelnya premi yang dibayarkan.

Contoh perusahaan asuransi yang menggunakan system managecare ialah PT. ASKES (Persero)
Keuntungan dan Kekurangan dari asuransi Indemity.


Perbedaan antara asuransi Manage care dengan indemnity terletak pada fokus nya maksudnya ialah manage care fokus kepada

Indemity adalah kompensasi keuangan yang pasti dan cukup untuk mengebalikan posisi keuangan tertanggung setelah peristiwa kerugian, sama dengan posisi keuangan sesaat sebelum terjadinya peristiwa kerugian tersebut.


Beberapa bentuk pelayanan dari asuransi berbasis system indemity adalah :

Standard :
Memberikan jaminan rawat inap
Meliputi : biaya kamar per hari (90/tahun), Biaya Pembedahan, Biaya aneka perawatan rumah sakit (tabung oskigen dll), Biaya kunjungan dokter, Biaya konsultasi dengan dokter spesialis, biayan perawatan kegawat-daruratan (tanpa opname) akibat kecelakaan dan rawat gigi khusus akibat kecelakaan, biaya ambulan, biaya perawatan intensif ICU/ICCU, biaya sebelum dan sesudah perawatan (Perawatan Non Bedah),

Optional :
1. Memberikan jaminan rawat jalan
Meliputi : Biaya Konsultasi dokter umum, biaya konsultasi dokter spesialis, biaya obat-obatan, biaya imunisasi, diagnosa, biaya KB, Fisioterapi.
2. Memberikan Jaminan perawatan gigi
3. Memberikan Jaminan persalinan / Melahirkan
4. Jaminan penggantian kaca mata
5. Jaminan protesa gigi
6. Jaminan dana tunai harian




Strategi Komunikasi dari atas kebawah mengenai perubahan kebijakan pada perusahaan agar dapat di terima oleh karyawan adalah :

1. Setiap Manager harus mengadakan pertemuan antar sesama manager guna untuk memastikan apakah kebijakan baru memang perlu diambil.
2. Setelah yakin manager perlu mengambil keputusan ini maka selanjutkan manager harus segera mengadakan pertemuan dengan para supervisor nya guna untuk menjelaskan secara detail tentang kenapa keputusan itu perlu diambil.
3. Setelah supervisor mengetahui dengan pasti mengapa keputusan ini perlu diambil maka selanjutkan supervisor bersedia untuk membuat pertemuan dengan setiap anggotanya (karyawan).

Referensi :

SOMAD, R. & PRIANSA, D. J. (2014) Manajemen Komunikasi: Mengembangkan Bisnis Berorientasi Pelanggan. Bandung: Alfabeta.

SUHARSONO & DWIANTARA, L. (2013) Komunikasi Bisnis. Cempaka Putih: Center of Academic Publishing Service.

SULE, E. T. & SAEFULLAH, K. (2014) Pengantar Manajemen. Jakarta: Pramedia Group.

KREITNER, R. & KINICKI, A. (2014) Organizational Behavior. Jakarta Selatan:McGrawHill.




You may also like

Tidak ada komentar: